Ismi Nurfathiah Hussin
Diary About FOLLOW? D'Board Facebook Twitter
" Tiga Cara Mengusir Ujub "
Friday 8 March 2013 • Friday, March 08, 2013 • 0tinta

p/s : Semoga artikel ini dapat memberi manfaat dan kebaikkan kepada kita semua.. Selamat Membaca ! :) 

Maksud ujub ialah merasakan dirinya Lebih dari orang lain.. Contoh, Lebih Alim, Lebih kaya, Lebih pandai, Lebih segala-galanya dan sebagainya ... Ujub sama maksud dengan Riak , tetapi ujub tidak semestinya riak, dan riak tidak semestinya ujub... Tetapi biasanya ujub itu mestilah adanya riak jugak kan ?  Mohan MUHASABAH DIRI INI BERSAMA... ~ Peringatan buat saya dan anda yang lupa ~ 

Imam Syafie memberikan tips kepada kita supaya tidak lekas berbangga dengan amal yang berhasil kita tunaikan, atau dosa yang mampu kita tinggalkan. Beliau berkata, “Jika kamu khuatir dijangkiti ujub, maka ingatlah tiga hal; redha siapa yang kamu cari, kenikmatan apakah yang kamu cari, dan dari bahaya manakah kamu hendak lari. Maka barangsiapa merenungkan tiga hal tersebut, niscaya dia akan memandang remeh apa yang telah dicapainya.”


Alangkah dalamnya nasihat beliau. Mari kita jawab tiga pertanyaan tersebut, lalu kita selami kedalaman makna dari nasihat tersebut.

Pertama, redha siapa yang kamu cari? Jawapan idealnya tentulah keredhaan Allah yang kita cari. Tapi bagaimana dengan aplikasinya? Kita tengok apa yang kita lakukan setiap hari, adakah setiap langkah, gerak-geri kita, diam dan bicara kita, terpejam dan terjaganya mata kita selalu demi meraih redha-Nya? Bahkan kegigihan dan pengorbanan manusia untuk mendapatkan redha atasan, kekasih, atau untuk mendapat kewibawaan di kalangan masyarakat seringkali lebih hebat dari usaha dia untuk menggapai keredhaan Allah.

Kedua, Kenikmatan manakah yang kamu cari? Tentu kita akan menjawab, “kenikmatan jannah.” Sebagaimana doa yang selalu kita panjatkan,

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jannah.”
(HR Abu Dawud)

Tapi, sudahkah layak usaha yang kita lakukan sehari-hari itu diberikan ganjaran dengan pahala jannah yang kenikmatannya tiada tara dan tak ada sesuatupun yang menandinginya. Berapa banyakkah waktu yang kita pergunakan untuk beribadah kepada Allah, lalu bandingkan dengan keinginan kita untuk mendapatkan kenikmatan jannah.

Banyak orang rela bekerja sehari 8 jam, untuk mendapatkan rumah mewah sepuluh atau belasan tahun kemudian. Tapi, adakah rumah itu lebih mewah dari rumah dijannah yang digambarkan oleh Nabi, “batu-batanya dari emas dan batu-bata dari perak?” Manakah yang lebih luas, rumah dambaannya, ataukah rumah di jannah yang disebutkan Nabi saw,

“Panjangnya sejauh 60 mil.” (HR Muslim)

Maka pikirkanlah, berapakah waktu yang mesti kita perlu peruntukan setiap hari, agar kita mampu mendapatkan rumah sebesar dan seindah itu? Barangsiapa merenungkan hal ini, niscaya akan menganggap bahwa amalnya belum seberapa. Belum sepadan antara usaha yang dia lakukan dengan ‘hadiah’ yang dijanjikan oleh Allah bagi orang mukmin di jannah.

Ketiga, dari bahaya manakah kita hendak lari? Tentu kita akan menjawab, “Dari siksa api neraka”, sebagaimana hal ini juga menjadi permohonan yang senantiasa kita panjatkan kepada Allah,

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari seksaan api neraka.”
(HR Abu Dawud)

Masalahnya, adakah perbuatan yang kita lakukan setiap hari sudah mencerminkan serta mengekang diri kita terhindar dari bahaya neraka yang amat dahsyat? Ataukah keadaan kita seperti yang digambarkan oleh seorang ulama salaf ketika memperhatikan banyak orang terlelap di waktu malam tanpa solat, “Aku hairan dengan jannah, bagaimana manusia boleh tidur lelap sedangkan katanya ia sedang memburunya. Dan aku hairan terhadap neraka, bagaimana manusia mampu tidur dengan nyenyak, sementara ia mengaku tengah lari dari bahayanya..'?

New Or Old
Ahlan Wasahlan
The Mayor



Assalamualaikum , Ahlan wasahlan .Allah tak pandang siapa kita yang dulu. Tapi Allah pandang siapa kita yang sekarang. :')


Celoteh
Tinggal Jejak

مبسم الله الرحمن الرحيم
Please leave your kind words here :)
No rude words / spamming are allowed.
Jantung
I love them much :*